Kelampung
Beranda Headline ChatGPT: Aset Informasi Berharga Gen Z?

ChatGPT: Aset Informasi Berharga Gen Z?

ChatGPT: Aset Informasi Berharga Gen Z? (pexels/theshantanukr)

KELAMPUNG.COM Di era perkembangan pesat teknologi, ChatGPT (Generative Pre-training Transformer) hadir sebagai perangkat lunak yang dapat membantu mengakses informasi dengan mudah dan instan.

ChatGPT didefinisikan sebagai alat berharga di masa mendatang. Dengan kemampuannya untuk memproses, menyajikan, serta mengelola informasi, ChatGPT dapat menjadi aset informasi yang sangat berguna di berbagai sektor, termasuk pendidikan, bisnis, riset, dan masih banyak lagi.

Di sisi lain, Generasi Z (Gen Z) sedang dalam proses menjadi bagian dominan dari populasi dunia. Dengan karakteristik Gen Z yang peka terhadap teknologi dan memiliki kemauan instan, ChatGPT dianggap memiliki kabar baik serta kabar buruk. Apakah itu?

Sebelumnya, ChatGPT merupakan salah satu produk milik laboratorium penelitan kecerdasan buatan bernama OpenAI. Perusahaan ini didirikan pada 2015 di Amerika Serikat dan telah mengeluarkan banyak produk hingga saat ini, salah satunya adalah ChatGPT yang sekarang memiliki versi ke-4.

Sedangkan, GPT adalah singkatan dari Generative Pre-training Transformer, yang secara harfiah merupakan pengubah atau transformator yang sudah terlatih dan bersifat generatif.

ChatGPT telah ada sejak November 2022 lalu. Alat canggih ini berupa chatbot yang bisa menjawab berbagai pertanyaan dengan cara diinput melalui kolom chat.

Dengan menggunakan bahasa yang alami saat mengajukan pertanyaan, pengguna bisa mendapatkan jawaban dengan cepat. Perangkat lunak ini dapat memahami dan merespons input pengguna dengan cara meniru percakapan manusia, sehingga interaksi menjadi lebih alami dan menarik.

Lebih bermanfaat, Chat GPT dapat menghasilkan teks dalam berbagai gaya dan format, seperti artikel berita, surel, dan puisi, sehingga menjadi teknologi yang serbaguna serta berguna untuk berbagai aplikasi.

Mengetahui hal tersebut, ChatGPT kini menjadi alat yang semakin diandalakan dalam berbagai sektor, salah satunya pendidikan di Indonesia.

Pelajar SMP, SMA, Mahasiswa hingga dosen sendiri menggunakan ChatGPT sebagai salah satu cara untuk mengakses informasi dengan cepat.

Namun hal tersebut berbanding terbalik dengan baiknya. Penulis melakukan riset dan menarik kesimpulan bahwa beberapa pengguna ChatGPT lebih mengandalkannya untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka tanpa memahami materi sepenuhnya. Hal ini tentunya dapat mengurangi motivasi untuk belajar dan mengembangkan keterampilan berpikir sendiri serta kritis.

Selain itu, pengguna yang terlalu sering memakai ChatGPT menjadi terlalu bergantung pada perangkat lunak ini untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka, sehingga bisa mengurangi kemampuan mereka untuk memecahkan masalah secara mandiri.

ChatGPT juga bisa diandalkan sebagai pengganti untuk bertanya kepada pengajar atau berdiskusi dengan orang lain. Penggunaan berlebih dapat mengurangi interaksi sosial dan pembelajaran kolaboratif, yang penting untuk perkembangan akademis serta sosial pengguna.

Berbagai dampak buruk diungkapkan oleh berbagai studi. Namun, apakah ChatGPT bisa menjadi alat berharga di masa mendatang? Tentu.

ChatGPT memiliki keunggulan dalam mengakses informasi secara cepat dan akurat melalui sistem yang diambil dalam sumber artikel, berita, jurnal, dsb.

Membahas mengenai Gen Z, karakteristiknya memiliki hubungan erat dengan penggunaan platform ChatGPT. Berbagai studi menjelaskan bahwa Gen Z menyukai cara instan dan tidak ribet.

Jika ChatGPT dapat dimanfaatkan dengan baik oleh Gen Z, maka penggunaan perangkat lunak tersebut tepat sasarannya.

Terlebih, Gen Z dikatakan sering memiliki ide kreativitas tinggi. Menggunakan ChatGPT merupakan jalan utama untuk mencari informasi sebagai bahan dasar kreativitasnya.

Disclaimer; artikel ini perlu pengembangan data untuk memaksimalkan bukti yang ada.

Join channel telegram websitekami.com agar tidak ketinggalan berita loker terbaru lainnya

Join now
Komentar
Bagikan:

Iklan