Kelampung
Beranda Berita Lampung Berpotensi Hadapi Bencana Hidrometeorologi, Apa Itu?

Lampung Berpotensi Hadapi Bencana Hidrometeorologi, Apa Itu?

KELAMPUNG.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan Lampung menjadi salah satu wilayah yang berpotensi terhadap bencana hidrometeorologi saat Tahun Baru 2025. Apa itu bencana hidrometeorologi? Simak penjelasannya.

Bencana Hidrometeorologi Adalah

Bencana hidrometeorologi adalah bencana yang terjadi akibat interaksi antara fenomena cuaca, iklim, dan kondisi sumber daya air.

Bencana ini disebabkan oleh perubahan atau kondisi atmosfer yang memengaruhi pola distribusi dan pergerakan air di permukaan bumi, seperti hujan lebat, angin kencang, atau suhu ekstrem.

Secara sederhana, bencana hidrometeorologi adalah bencana yang dipicu oleh faktor-faktor meteorologi atau hidrologi yang berhubungan dengan air dan cuaca.

Jenis-Jenis Bencana Hidrometeorologi

Beberapa contoh bencana hidrometeorologi yang sering terjadi di berbagai belahan dunia antara lain:

  1. Banjir. Banjir adalah salah satu bencana hidrometeorologi yang paling umum terjadi. Banjir terjadi ketika volume air yang turun (dari hujan atau longsoran air lainnya) melebihi kapasitas aliran sungai atau drainase, sehingga air meluap dan merendam wilayah di sekitarnya. Banjir dapat disebabkan oleh hujan yang sangat lebat, badai tropis, atau salju yang mencair secara cepat.
  2. Tanah Longsor. Tanah longsor terjadi ketika lapisan tanah atau batuan yang jenuh air (biasanya akibat hujan lebat) tergelincir dan bergerak menuruni lereng. Longsor dapat menutup jalan, merusak bangunan, dan bahkan menyebabkan korban jiwa.
  3. Kekeringan. Kekeringan merupakan bencana hidrometeorologi yang terjadi akibat kurangnya curah hujan dalam jangka panjang. Kekeringan dapat mengancam ketersediaan air untuk keperluan pertanian, industri, dan konsumsi manusia. Kekeringan juga berdampak besar terhadap ketahanan pangan dan kesehatan.
  4. Tornado dan Puting Beliung. Tornado atau puting beliung adalah angin yang berputar sangat kencang dengan kecepatan yang bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bencana ini biasanya terjadi di daerah yang memiliki kondisi atmosfer yang mendukung pembentukan angin puting beliung. Tornado dapat merusak bangunan dan infrastruktur dalam waktu singkat.
  5. Hujan Ekstrem dan Banjir Bandang. Hujan ekstrem yang turun dalam waktu singkat, terutama di daerah-daerah yang memiliki kemiringan curam, dapat memicu banjir bandang. Banjir bandang ini sangat berbahaya karena air yang datang begitu cepat dan deras, serta membawa material tanah, batu, dan sampah yang dapat menghancurkan apa saja yang ada di jalurnya.

Penyebab Bencana Hidrometeorologi

Bencana hidrometeorologi sering kali dipicu oleh faktor-faktor berikut:

  • Perubahan Iklim: Perubahan iklim global dapat menyebabkan cuaca yang lebih ekstrem, seperti hujan lebat yang lebih sering, suhu yang lebih panas, atau pola curah hujan yang tidak menentu. Fenomena ini dapat memperburuk frekuensi dan dampak bencana hidrometeorologi.
  • Siklus Cuaca: Pola cuaca jangka pendek, seperti badai tropis atau siklon, dapat menyebabkan hujan ekstrem dan angin kencang yang mengarah pada bencana.
  • Kondisi Geografis: Wilayah yang berada di dekat laut, sungai besar, atau lereng gunung cenderung lebih rentan terhadap bencana hidrometeorologi. Contohnya, daerah-daerah rawan banjir atau tanah longsor.
  • Pembangunan Infrastruktur: Pembangunan yang tidak memperhatikan kondisi alam dan pengelolaan drainase yang buruk dapat memperburuk dampak bencana hidrometeorologi. Misalnya, aliran air yang terhambat oleh infrastruktur buruk atau perubahan tata guna lahan yang menyebabkan aliran air terganggu.

Dampak Bencana Hidrometeorologi

Bencana hidrometeorologi dapat menyebabkan dampak yang sangat merugikan, baik dari segi materiil maupun non-materiil. Dampak tersebut antara lain:

  • Kerugian Materiil: Banjir, tanah longsor, dan bencana hidrometeorologi lainnya dapat merusak rumah, bangunan, jalan, dan infrastruktur lainnya. Kerusakan tersebut membutuhkan biaya besar untuk pemulihan dan rekonstruksi.
  • Ancaman Terhadap Kehidupan: Bencana hidrometeorologi sering kali menimbulkan korban jiwa, terutama jika terjadi secara tiba-tiba dan tidak dapat diprediksi. Hujan lebat yang menyebabkan banjir bandang atau tanah longsor dapat menelan banyak korban dalam waktu singkat.
  • Dampak Ekonomi: Kehilangan hasil pertanian, kerusakan industri, dan gangguan terhadap sektor transportasi dan perdagangan adalah beberapa dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh bencana hidrometeorologi. Kekeringan dapat merusak hasil pertanian dan mempengaruhi pasokan pangan.
  • Kesehatan Masyarakat: Bencana ini juga dapat meningkatkan risiko penyakit, seperti wabah yang dapat menyebar setelah banjir, atau gangguan kesehatan akibat kekeringan yang mengurangi akses terhadap air bersih.

Mitigasi Bencana Hidrometeorologi

Untuk mengurangi risiko dan dampak dari bencana hidrometeorologi, diperlukan langkah-langkah mitigasi yang melibatkan berbagai pihak, antara lain:

  • Pembangunan Infrastruktur yang Tahan Bencana: Memastikan drainase, tanggul, dan sistem pengelolaan air yang baik dapat mengurangi risiko banjir dan tanah longsor.
  • Peringatan Dini: Teknologi pemantauan cuaca dan sistem peringatan dini yang efektif sangat penting untuk memberi tahu masyarakat mengenai potensi bencana yang akan terjadi, seperti hujan lebat atau angin kencang.
  • Edukasi dan Kesiapsiagaan: Masyarakat perlu diberikan pemahaman tentang cara menghadapi bencana hidrometeorologi, seperti evakuasi, pengungsian, dan persiapan darurat.
  • Restorasi Lingkungan: Upaya untuk menjaga kelestarian alam, seperti penghijauan dan perlindungan lahan kritis, dapat membantu mengurangi kerusakan akibat bencana hidrometeorologi.

Kesimpulan

Bencana hidrometeorologi merupakan bencana yang terjadi akibat faktor cuaca dan iklim yang berhubungan dengan pergerakan air, seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, dan angin kencang. Fenomena ini semakin menjadi perhatian global karena dampaknya yang luas terhadap kehidupan manusia dan lingkungan. Dengan upaya mitigasi yang tepat, seperti peringatan dini, pembangunan infrastruktur yang memadai, dan kesadaran masyarakat, kita dapat mengurangi dampak dari bencana hidrometeorologi dan meminimalkan kerugian yang ditimbulkannya.***

Komentar
Bagikan:

Iklan