Kelampung
Beranda Pendidikan Marine Debris: Permasalahan Global yang Ancam Kehidupan Manusia

Marine Debris: Permasalahan Global yang Ancam Kehidupan Manusia

Youtube/fenny atmawati

KELAMPUNG.COM – Marine Debris jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah sampah laut. Marine Debris menjadi isu permasalahan global yang signifikan dan sulit diselesaikan setelah permasalahan iklim.

Berbagai studi menjelaskan bahwa saat ini dampak buruk Marine Debris semakin terasa dengan jelas di lingkungan laut hingga berdampak pada kehidupan manusia.

Tak heran jika ancaman mengerikan muncul di berbagai aspek seperti lingkungan, kesehatan, ekonomi dan sosial manusia secara global akibat Marine Debris.

Isu kepunahan spesies laut menjadi dampak terburuk akibat kerusakan ekosistem laut yang tentunya merujuk pada kata Marine Debris.

Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), Marine Debris adalah material padat persisten yang diproduksi atau diproses secara langsung atau tidak langsung, sengaja atau tidak sengaja, dibuang atau ditinggalkan di lingkungan laut.

Dengan begitu, dapat diartikan Marine Debris (Sampah Laut) merupakan sampah yang sulit terurai yang dihasilkan manusia dan terbuang ke lingkungan laut.

Adapun sampah tersebut berupa plastik, logam, kaca, karet, kertas, tekstil, dan bahan bangunan yang mengancam biota laut.

Jumlah 8 juta ton sampah plastik yang masuk ke lautan setiap tahunnya adalah jumlah yang sering dirujuk dalam laporan serta studi mengenai Marine Debris

Perlu diketahui sampah-sampah itu dapat terurai secara alami selama ratusan hingga ribuan tahun lamanya. Sehingga, pada proses peruraian, biota laut tanpa sadar atau pun tidak mengonsumsi sampah-sampah yang sebagian menjadi “mikroplastik”.

Dapat diartikan jika membutuhkan waktu yang lama untuk terurai, sudah pasti juga akan menimbulkan dampak yang luas dan kompleks pada kehidupan secara global.

Mengulas sebelumnya, teradapat beberapa kasus viral terkait Marine Debris yang membuat Sampah Laut memang layak menjadi permasalahan serius global dan tidak habis cara penyelesaiannya.

Sebagai contoh spesies penyu dan paus yang signifikan mengonsumsi plastik, dan beberapa spesies lain seperti Burung Laut Albatros. Sering kali pada kasus tersebut ditemukan sampah atau pun limbah lain yang bertumpuk dalam tubuh mereka.

Tidak jauh dari hewan-hewan tersebut, ada berbagai spesies ikan, termasuk yang sering dikonsumsi manusia seperti Ikan Tuna yang mengalami penurunan populasi terus-menerus dan menghadapi ancaman serius. Hal itu disebabkan pengonsumsian mikroplastik atau pun kegiatan pencemaran laut lainnya.

Dengan begitu, kontanimasi rantai makanan terancam dan berakibat membahayakan kesehatan manusia jika mengonsumsi ikan tercemar.

Lain dari itu, kontaminasi air tercemar dan digunakan manusia dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti gastrointestinal, infeksi kulit, serta gangguan kesehatan lainnya yang disebabkan oleh patogen yang berkembang dalam sampah laut.

Pada sektor ekonomi pariwisata, di Indonesia sendiri tak jarang permasalahan Marine Debris cukup signifikan, mengingat negara ini memiliki ribuan pulau dan pantai yang menjadi destinasi wisata populer.

Lalu apakah bisa dunia mengatasi permasalahan Marine Debris guna mensejahterakan lingkungan hidup lebih baik kedepan?

Mengatasi permasalahan marine debris secara global merupakan tantangan besar, namun bukan lah hal yang mustahil. Sukses dalam mengatasi masalah ini perlu upaya yang terkoordinasi dari berbagai sektor pemerintah swasta, masyarakat sipil, dan tentunya bermula dari individu masing-masing.***

Komentar
Bagikan:

Iklan