Mengenal Upacara Begawi Adat Tradisi Khas Suku Lampung
KELAMPUNG.COM – Begawi merupakan adat tradisional pernikahan bagi suku Lampung yang bermaksud memberikan suatu gelar adat kepada pengantin. Begawi biasanya dilakukan oleh masyarakat adat pepadun Lampung. Istilah pepadun berasal dari nama perangkat yang selalu digunakan dalam begawi.
Tujuan dari pelaksaan begawi ialah untuk memberikan gelar kepada seseorang yang statusnya akan naik jika diadakannya begawi. Adat khas Lampung pepadun memiliki urutan gelar yaitu Sultan, Pangeran, Rajo, Ratu, dan juga Batin.
Tahap pelaksaan begawi khas adat pepadun Lampung biasanya dilakukan selama 7 hari 7 malam, diisi dengan kegiatan tertentu yang sudah ditentukan oleh tetua adat Lampung pepadun. Sebelum dilakukan acara begawi akan dilakukan beberapa kegiatan salah satunya yaitu pernikahan.
Berikut adalah rangkaian acara upacara begawi
Dilaksanakannya ngakuk muli atau disebut dengan lamaran sebagai langkah awal dan dilanjutkan pepung marga atau sidang marga untuk menentukan segala hal yang terkait dengan pelaksaan begawi supaya berjalan denganm lancar.
Setelah itu pengantin wanita akan dijemput menggunakan khatow (kereta kencana) khas Lampung dari rumah menuju pihak pria, setelah sampai pihak pria mengelilingi khatow yang didalamnya terdapat mempelai wanita.
Setelah itupun akan ada tari-tarian khas Lampung dan ritual turun diway (ritual mencuci kedua kaki). Setelah itu akan dilakukan musyawarah adat kemudian penyerahan uang sidang yang diletakan pada sigeh (tempat sisih) ditambah lagi dengan pemotongan kerbau.
Lalu dilaksanannya turun diway dan ditandai dengan pemukulan canang (semacam gamelan khas Lampung). Penganti pria dan wanita akan mendapatkan sebuah gelar. Kemudia kedua pengantin akan menggunakan pakaian seperti raja dan ratu sambil membawa tombak yang digantung disebuah kendi dengan iringan lebou kelamou (paman mempelai), menulung (kakak mempelai) dan juga penyimbang.
Kemudian dilanjutkan dengan musek. Musek ialah acara yang berisi pemberian oleh batang pangkal, lebou kelamou dan juga menulung serta orang tua mempelai. Serta ada juga pembagian uang yang diberikan kepada penyimbang, setelah itu canang di tabuh pertanda acara pemberian gelar akan segera dimulai. Setelah pemberian gelar biasanya para penyimbang dan orang tua mempelai akan memberikan bentuk nasihat dan pantun kepada kedua mempelai.***