KELAMPUNG.COM – Perjalanan penyeberangan Selat Sunda rute Merak-Bakauheni pada Kamis (9/10/2025) mengalami gangguan parah setelah Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Sebuku yang melayani Kelas Layanan Express mengalami masalah teknis tak lama setelah berlayar, menyebabkan penumpang terjebak berjam-jam di laut dan akhirnya dievakuasi kembali ke Merak.
Insiden ini terjadi pada hari yang sama ketika Kapal Penyeberangan KMP Sebuku dilaporkan mengalami gangguan kemudi di Perairan Merak sekitar pukul 16.30 WIB dan harus dievakuasi menggunakan tugboat ke Dermaga 6, Pelabuhan Merak.
Salah satu penumpang, Chalista dengan tiket layanan Express yang seharusnya menawarkan waktu tempuh lebih cepat dan nyaman, dengan waktu check-in pada 9 Oktober 2025 pukul 12:39:40, melaporkan kronologi kejadian yang sangat merugikan.
Kronologi Kejadian
Pukul 12:40 WIB: Penumpang melakukan check- in di Pelabuhan Merak untuk menyeberang ke Bakauheni dengan harapan dapat mengejar jadwal pukul 13.00 WIB.
Pukul 13:30 WIB: Kapal (yang kemudian diketahui adalah KMP Sebuku) baru tiba.
Pukul 14:30 WIB: Kapal mulai berlayar, mengalami keterlambatan satu jam dari waktu kedatangan.
Pukul 15:30 WIB: Pengumuman pertama disampaikan bahwa kapal mengalami trouble dan sedang diupayakan perbaikan dalam waktu 30-60 menit.
Pukul 16:22 WIB: Pengumuman kembali disampaikan, mengabarkan bahwa masalah (trouble) tidak dapat diatasi dan kapal harus ditarik kembali ke Merak. Laporan dari penumpang juga menyebutkan bahwa kapal sudah mengalami masalah tidak bergerak dan terombang-ambing sejak lama, dan data trek kapal di web pun tidak bergerak.
Pukul 16:51 WIB: Berdasarkan pantauan aplikasi, kapal teridentifikasi sebagai KMP Sebuku dan berada dekat dengan Pelabuhan Merak, baru saja keluar dari pelabuhan. Laporan lain juga menyebutkan KMP Sebuku dievakuasi oleh tugboat ke Dermaga 6, Pelabuhan Merak, pada pukul 16.30 WIB karena gangguan kemudi.
Pukul 19:00 WIB (7 malam): Penumpang tiba kembali di Pelabuhan Merak setelah proses evakuasi dan penarikan kapal yang memakan waktu 5 jam.
.
Keluhan Penumpang: Minim Kompensasi dan Penjelasan
Penumpang menyayangkan buruknya penanganan dan komunikasi selama insiden berlangsung. Pihak ASDP dan kapal tidak memberikan penjelasan yang memadai mengenai apa yang terjadi, hanya pengumuman di pengeras suara tanpa kejelasan sama sekali.
Kompensasi yang diberikan kepada penumpang pun dinilai tidak layak, yaitu hanya berupa popmie (tanpa diseduh) saat di atas kapal dan sekotak kue saat tiba kembali di Merak. Bahkan, saat pemberian kue, penumpang diminta untuk merekam dan mendokumentasikan.
Setelah dievakuasi dan kembali ke Merak, penumpang baru dinaikkan ke kapal pengganti pada pukul 20.00 WIB (8 malam). Keterlambatan dan penanganan yang lambat dari pihak ASDP dan kapal dinilai sangat merugikan waktu para penumpang.
Salah satu petugas di lapangan sempat menyebutkan bahwa kapal tersebut baru saja mengalami Anchor (rusak dalam masa perbaikan). Penumpang menyatakan layanan kelas Express ini jauh lebih mahal (2x lipat) dari layanan reguler, namun harapan untuk mendapat layanan lebih cepat tidak terwujud. Penumpang menuntut adanya kompensasi dan penjelasan yang lebih transparan. (Dwi Puja Arrahman)