KELAMPUNG.COM, TANGGAMUS, ULU BELU – Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Kelompok 10 Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Malahayati Bandar Lampung berhasil menyelenggarakan program “Pemicuan Jamban Sehat” di Pekon Rejosari, Kecamatan Ulu Belu, Kabupaten Tanggamus. Kegiatan yang mengusung tema “Jamban Sehat untuk Generasi Hebat” ini berfokus pada mengatasi masalah penggunaan septic tank atau tangki septic tank non-standard yang langsung dibuang ke lingkungan belakang rumah. Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu, 27 Agustus 2025 dan dihadiri dengan antusias oleh warga setempat.
Berbeda dengan kasus Buang Air Besar Sembarangan (BABS), Di Rejosari justru terletak pada sistem pembuangan yang seolah-olah sudah modern karena menggunakan kloset dan leher angsa, namun ujung-ujungnya mencemari tanah, air, dan udara karena septic tank yang digunakan tidak memenuhi standar kesehatan.
“Beberapa warga yang sudah memiliki kloset, tetapi sistem pembuangan nya hanya berupa galian tanah yang langsung diserap oleh lingkungan serta dibiarkan terbuka. Ini ibarat bom waktu ekologis. Pencemarannya tidak kelihatan, tetapi perlahan-lahan meracuni sumber air bersih dan membahayakan kesehatan keluarga” jelas Riski antonio, ketua pelaksana Pengabdian Masyarkat Teknik Sipil universitas malahayati.
Kegiatan pemicuan yang dilakukan bersifat partisipatif. Tim menggunakan simulasi visual dengan alat peraga untuk menunjukkan bagaimana air yang sudah terkontaminasi bakteri dari tangki yang bocor dapat meresap dan mencemari mata air warga yang letaknya berdekatan dengan pemukiman warga. Metode ini berhasil membuat warga tersadar akan bahaya yang mengintai dari depan mata mereka sendiri.
Penyuluhan difokuskan pada :
- Limbah tinja dibuang ke sistem pembuangan yang aman (menggunakan septic tank kedap air, tidak dibuang ke kolam, sungai, atau tanah terbuka)
- Tidak mencemari sumber air minum (sungai, sumur, dan mata air)
- Kotoran tidak dibiarkan terbuka, harus ada penutup lubang yang rapat agar tidak menjadi media penyebaran penyakit
- Pembuatan septic tank yang sesuai dengan standar kesehatan
Perangkat Pekon Rejosari, Bapak Suharyono, menyampaikan apresiasinya dan menyetujui serta mendukung kegiatan ini, karena pemicuan jamban sehat merupakan langkah penting dalam meningkatkan kualitas hidup, menjaga kesehatan keluarga, serta mewujudkan lingkungan yang bersih dan terbebas dari penyakit. Harapan saya, seluruh masyarakat bisa berpartisipasi aktif, tidak hanya mengikuti kegiatan hari ini, tetapi juga menerapkannya dalam kehidupan.
Program ini diharapkan menjadi pemicu bagi warga untuk mulai memeriksa dan merehabilitasi sistem pembuangan mereka. Dengan memiliki septic tank yang memenuhi standar, warga Rejosari tidak hanya melindungi kesehatan keluarganya hari ini, tetapi juga menjaga keberlanjutan lingkungan dan masa depan Generasi Hebat yang sehat dan cerdas.
Kegiatan ini merupakan implementasi nyata dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, menunjukkan bahwa keahlian teknik sipil tidak hanya untuk proyek-proyek besar, tetapi juga untuk menyelesaikan masalah sanitasi dasar yang menentukan kualitas hidup masyarakat lebih sehat. (*)